Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaTerpopuler

Satgas Generasi Muda Peduli Lingkungan Apresiasi Kapolda Riau Bongkar Perusakan Lahan 6000 Hektare di Kampar

37
×

Satgas Generasi Muda Peduli Lingkungan Apresiasi Kapolda Riau Bongkar Perusakan Lahan 6000 Hektare di Kampar

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

 

Faktawicara.id – Pekanbaru -Dukungan terhadap langkah tegas Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan dalam membongkar praktik perambahan hutan lindung di Kampar terus mengalir. Kali ini, apresiasi datang dari Satgas Generasi Muda Peduli Lingkungan, salah satu Working Group Indonesian Greenline Foundation (IGF).

Example 300x600

“Ini bukan semata penegakan hukum, tapi bentuk nyata keberpihakan negara terhadap masa depan lingkungan hidup,” kata Dodi Sugiarto, S.IP, salah satu Koordinator Satgas Generasi Muda Peduli Lingkungan dalam keterangannya, Senin  (09/06/2025).

Menurut Dodi, pengungkapan kasus perusakan hutan di Desa Balung, Kecamatan XIII Koto Kampar, menjadi sinyal kuat bahwa hukum tidak tunduk pada kekuatan modal atau jaringan mafia lahan. Ia menyebut operasi ini sebagai momentum awal untuk membongkar jaringan yang lebih besar di wilayah tersebut.

*Ancaman Lebih Luas : Bukan Sekadar 60 Hektare*

Dari hasil pengungkapan Polda Riau, lahan yang telah dirambah mencapai sekitar 60 hektare. Sebanyak 50 hektare sudah ditanami sawit dengan usia antara 6 bulan hingga 2 tahun. Sisanya, sekitar 10 hektare, masih dalam proses pembukaan.

Namun berdasarkan laporan masyarakat dan pengamatan Satgas, luas kawasan yang berpotensi terancam bisa mencapai 6.000 hektare. “Ini bukan hanya soal satu titik, tapi soal pembiaran yang mungkin sudah berlangsung sejak 2023,” ujar Dodi.

*Kolaborasi Pemuda dan Aparat: Jalan Panjang Penjagaan Hutan*

Dodi menggarisbawahi bahwa upaya menjaga lingkungan bukan hanya tugas polisi, tetapi juga tanggung jawab kolektif. Ia menyinggung deklarasi Satgas Generasi Muda Peduli Lingkungan yang dilakukan bersama Mayjen TNI Purwito, Deputi III Kemenko Polhukam, dalam agenda Coffee Meeting Karhutla pada April lalu.

“Kapolda sudah bergerak, giliran kami dari kalangan muda untuk ikut menjaga. Ini bukan pekerjaan musiman, tapi gerakan panjang,” tambah Dodi.

Dalam wawancara berbeda, Muhammad Rezkiansyah yang juga merupakan Koordinator di Satgas Generasi Muda Peduli Lingkungan menyatakan IGF tengah menyusun sistem pelaporan cepat berbasis teknologi dan memperluas edukasi publik di titik-titik rawan karhutla dan konflik agraria. Mereka juga merancang kerja sama langsung dengan penegak hukum untuk mendukung deteksi dini perusakan.

*Menjaga yang Tersisa*

Kasus Desa Balung membuka mata banyak pihak tentang skala dan metode baru yang digunakan pelaku perambahan, mulai dari manipulasi dokumen hibah hingga penyalahgunaan simbol adat. Bagi Dodi dan Rezky, serta jaringan IGF, yang dipertaruhkan bukan hanya luasan tanah, tapi ekosistem, air, udara, dan warisan yang akan diterima generasi berikutnya.

“Kami tidak hanya ingin hukum ditegakkan, tapi hutan dikembalikan. Karena kalau yang tersisa pun tidak dijaga, maka kita akan hidup dari luka yang tak bisa disembuhkan,” pungkas Rezky.

( Jas Rz )

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *